Memperkenalkan: Long Distance RelationSICK - Its me Hadi!

Long Distance RelationSICK

Katakanlah ini adalah debut pertama gue. Jadi selama satu bulan terakhir, gue sudah mulai majangin widget tentang karya gue ini. Judulnya Long Distance RelationSICK. Buku ini sudah bisa dibeli di toko buku online maupun reguler, dan dibandrol dengan harga hanya 38k. Jadi lo bisa mulai nabung sehari seribu perak untuk beli novel ini di bulan depan. 

Novel ini menceritakan tentang kisah cintanya Minggu dan Ciska. Kenapa namanya Minggu? Sebenernya gue kekurangan stok nama. Menurut gue lagi, nama Minggu ini unik. Keren aja. Waktu menulis naskah ini, gue ngebayangin sosok Minggu ini seperti Ringgo Agus Rahman versi remajanya. 

Ringgo Agus Rahman

Karena menurut gue orang ini random abis. Lebay juga, dan suka ngerayu cewek. Tipe cowok yang gentle namun juga rapuh.

Minggu ini punya cewek namanya Ciska Adinda Putri. Buat yang belum kenal, gue beberin kalau gue kerja di sekolahan. Nama Ciska ini gue ambil dari salah satu nama murid gue di kelas satu. Seluruh nama tokoh yang ada di novel ini gue ambil dari nama siswa-siswa gue sih. Seperti Ifrani Salzabila, Bumi Gashany, Ages Ayu Sawalet,  juga Muhammad Karen, kecuali Haris dan Minggu. Nama Haris emang gue ambil dari namanya  +Haris Firmansyah, lagipula peran Haris di novel ini hanya sebagai kameo. Dan satu lagi nama Devi, gue ambil dari nama bibi gue.

Behind the scene:

Gue menulis naskah ini bersamaan dengan menulis skripsi gue. Tadinya gue nggak punya pemikiran gila untuk menerbitkan buku meskipun hasrat terdalam itu ada. Karena pada waktu itu gue lagi skripsi yang tak kunjung acc. 

Gue bukan tipe orang yang bisa mendua. Jadi mana mungkin gue bisa nulis skripsi dan novel dalam waktu yang bersamaan sekaligus. Pada waktu itu September 2014 akhir, skripsi gue baru tujuh puluh lima persen. Semnetara itu, gue ngerasa nggak bisa mengejar target untuk wisuda di bulan Oktobernya. Gue pun gagal ikut wisuda bareng temenp-temen angkatan gue. Rasanya sedih banget. Tapi kesedihan itu segera menghilang dengan tekat. Gue harus nyelesain naskah ini. Karena gue merasa menulis novel ini lebih menyenangkan dibandingkan skripsi. 

Nopember awal gue kirimkan naskahnya. Di bulan November ini gue nggak ada nulis lagi. Karena ngelanjutin skripsi. Alhamdulillah, akhir Desember atau awal Januari, tepatnya gue lupa. Gue dikabarin kalau naskah gue diterima. Lo tau rasanya gimana? Tubuh gue rasanya enteng, Gais. Gue jadi berasa pengen ngefly meskipun nggak sedang ngeganja. Kata teman gue kalau lagi ngeganja bawaannya kayak ngefly sih. Tapi gue cukup dengerin kabar naskah diterima penerbit aja, gue udah bisa ngefly. Bahagianya luar biasa. Sore itu gue nyari nyokap gue. Gue tubruk aja nyokap yang lagi narikin pakaian dari jemuran. Refleks saking senengnya. Sujud sukur banget pokoknya. 

Alhamdulillahnya lagi. Selang beberapa hari setelah kabar bahagia itu. Skripsi gue dapat rekomendasi untuk maju ke sidang. Gue mengantongin dua kebahagiaan di satu bulan yang sama. Namun gue sidang baru terlaksana bulan Maret. Karena menurut pihak kampus, angkatan gue tinggal sedikit, jadi nunggu pendaftaran dari adik tingkat gue. Dan di Maret itu gue sidang, di Maret juga gue dinyatakan Sarjana, di Maret itu pun juga, gue pertama kali dapat kiriman cover bakal novel gue. 

Masya Allah. Terharuuuu abis. Rasanya mungkin kayak seorang bapak yang baru saja melihat anaknya yang baru lahir dan senyumin ke dia. Bawaannya pengen ngazaniiiiiin aja. Lalu merapal doa, "Semoga kamu bisa berguna untuk banyak orang, Nak. Aamiin." 

Long Distance RelationSICK

Ini menceritakan tentang Minggu yang menjalin hubungan jarak jauh dengan Ciska. Waktu menulis bab-bab awal, gue cemas.  Karena waktu gue baca lagi, malah mirip ceritanya Kambing dan Kebo yang dibikin Raditya Dika. 

Gue berpikir banget gimana caranya biar terlihat beda. Maka ada gue masukin adegan sang pacar nguber pasangannya buat nikah, padahal usianya masih muda. Novel ini berkisah sejak tokoh lulus SMA hingga menjelang tamat kuliah. Bagusnya malah subkonflik yang itu justru mengalirkan ide-ide yang lain hingga naskah ini selesai dibikin. 

Genre

Gue sih pengennya menyebut ini sebagai teenlit yang dibubuhi dengan bumbu-bumbu humor. Namun pada blognya penerbit yang beralamat di medpressfiksi.tumblr.com, buku ini masuk ke dalam personal literature. Semoga gue nggak salah kalau menyebut ini komedi. 

Pesan yang ingin disampaikan

Gue cuma pengen mengalihkan isu aja. Karena dewasa ini banyak banget anak muda atau kawula muda yang  bilang kalau jomblo itu identik dengan sesuatu yang ngenes. Makanya hadirlah novel ini. Dengan harapan supaya orang-orang itu bisa melek aja, lalu sadar bahwa yang ngenes itu bukan hanya orang yang jomblo kok. Buktinya ini ada Minggu, orang yang berpacaran tapi juga ngerasain ngenes.

*** 

Jadi ini buku emang ditargetkan untuk lo yang ngakunya anak muda. Atau orang dewasa yang punya jiwa muda. Dengan membaca buku ini lo bakal ngerasain bagaimana enak juga nggak enaknya menjalani LDR. Hingga akhirnya lo sadar kalau LDR sakitnya tuh di sana-sini. 

Grab it fast!