Keseharian seorang Ayah seringkali dihadapkan pada tekanan dan stres yang tak terelakkan. Stres itu bisa datang dari urusan di kantor yang menumpuk atau dari dinamika rumah tangga yang menghadirkan tantangan tersendiri.
Bayangkan saat pulang kerja, seorang Ayah dihadapkan pada anak-anak yang rewel, rumah yang berantakan, Ibu yang juga lelah, dan makan malam yang belum siap. Tentu saja, situasi seperti ini bisa membuat stres semakin menumpuk bagi seorang Ayah.
Namun, penting bagi para Ayah untuk mengelola stres tersebut agar esok hari mereka bisa hadir dengan kesegaran fisik dan mental yang memadai, memungkinkan mereka untuk kembali bekerja dengan optimal.
Sebagai seorang ayah yang memiliki anak usia 3 tahun, saya memahami betapa sulitnya mengelola stres dan kelelahan ketika menjalani peran ganda sebagai orangtua dan pekerja. Kehadiran anak yang lucu dan energik seringkali menjadi sumber kebahagiaan tak terhingga, tetapi juga dapat menambah tingkat kelelahan.
Mengelola Stres dan Kelelahan pada Ayah Bekerja |
Sebagai ayah yang bekerja, terkadang sulit untuk menemukan keseimbangan antara tanggung jawab profesional dan kehadiran yang diperlukan di rumah. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola stres dan kelelahan ini.
1. Menjadwalkan Waktu Bersama Anak:
Usahakan untuk menyediakan waktu berkualitas dengan anak, meski hanya sebentar setiap hari. Nah, quality time ini berarti menjadwalkan waktu bersama anak untuk memberikan perhatian penuh tanpa ada distraksi.
Orang tua dan anak bisa melakukan hal-hal baru atau melakukan hobi bersama. Menyaksikan anak tumbuh dan berkembang bisa menjadi sumber kebahagiaan yang besar dan dapat mengurangi stres.
2. Komunikasi Efektif dengan Pasangan:
Berbicaralah dengan pasangan mengenai pembagian tugas dan dukungan satu sama lain. Dengan dukungan dari pasangan, beban yang dirasakan dapat lebih ringan. Biasanya stres yang dirasakan oleh Ayah didorong karena kurangnya komunikasi dengan istri.
Nah, untuk mengatasi stres ini, sebaiknya berkomunikasi dengan istri selelah apapun hari yang dilalui oleh Ayah. Berkomunikasi dengan istri, misalnya selama 30 menit setelah anak tidur. Sebaiknya singkirkan smartphone dan gunakan kesempatan ini untuk berbicara secara intens dengan istri.
3. Manfaatkan Istirahat dengan Baik:
Meskipun tidur kadang terganggu oleh tanggung jawab sebagai orangtua dan pekerja, cobalah untuk memanfaatkan istirahat sebaik mungkin. Istirahat yang cukup dapat membantu mengurangi kelelahan.
Selain itu kita juga dapat melakukan aktivitas yang dapat membuat diri menjadi lebih tenang. Misalnya dengan berkebun, minum teh/kopi, membaca buku, atau aktivitas lain yang dapat membuat kita rileks. Ayah juga perlu me time bukan?
4. Kelola Waktu dengan Efisien:
Atur prioritas dan jadwal dengan baik di tempat kerja. Manfaatkan teknologi atau alat bantu lainnya untuk mengatur jadwal sehingga bisa memaksimalkan waktu bersama keluarga. Gunakan kesempatan luang untuk bermain dengan anak, seperti bernyanyi bersama, membacakan dongeng, atau aktivitas lain yang dapat membuat kita jadi merasa lebih rileks dan gembira.
Dengan merasa lebih rileks dan gembira, tingkat stres kita bisa berkurang.
5. Jangan Ragukan Diri Sendiri:
Ingatlah bahwa tidak ada orangtua yang sempurna. Terkadang, terlalu menuntut pada diri sendiri dapat menambah stres. Berikan diri Anda sedikit kelonggaran.
Menyadari bahwa stres dan kelelahan adalah bagian dari perjalanan menjadi seorang ayah yang bekerja adalah langkah pertama untuk mengelolanya dengan lebih baik. Dengan mengatur waktu, komunikasi yang baik, dan sikap yang seimbang antara pekerjaan dan keluarga, kita bisa menemukan keseimbangan yang lebih baik dalam menjalani peran ganda ini.
Semoga tulisan ini bisa memberikan inspirasi dan bantuan bagi para ayah muda lainnya yang sedang menghadapi tantangan serupa. Kita tidak sendirian dalam perjalanan ini.
Posting Komentar
Salam!