Dulu Nulis Buku, Sekarang Nulis Apaan?

Pengenalan buku Long Distance Relation SICK muncul jadi judul paling populer di blog ini. Sayangnya buku itu malah kurang populer. Padahal isi bukunya bagus. Kapan lagi kan bisa muji diri sendiri? Gila juga ya, ternyata anak daerah yang ini bisa bikin buku. Terbit nasional, seIndonesiaRaya, dan sampai sekarang masih ada yang jual di markteplace walaupun tidak laku.

Kalau perlu berputar ke belakang, buku itu terbit 10 tahun yang lalu. Anak muda yang blognya sedang kamu baca ini pada waktu itu sedang krisis identitas juga, pengin punya pengakuan bahwa dirinya punya juga bakat nulis, tidak cuman bisa nulis-nulis lucu di blog yang sampai sekarang juga tak pernah ramai pengunjung itu. 

Gambar pria lagi ngelamun sebagai pemanis (Nemu di : medkomtek.com)

Padahal kalau dipikir, dulu itu lagi skripsi, malah sibuk mikirin apa hal lain yang bisa dikerjain. Gara-garanya baca novel Poconggg Juga Pocong, yang dulu sempat booming di twitter, ini lagi nyeritain yang dulu-dulu ya, terus tiba-tiba dikasih tahu oleh Vivie kalau tidak salah, ada Mas Gari yang jadi salah satu editor di penerbit yang nerbitin bukuku ini, lagi buat woro-woro mencari naskah komedi.

Nah, aku langsung merasa pas aja sih kondisinya. Pertama, setelah membaca novel Poconggg Juga Pocong aku merasa nulis kayak gitu aku bisa. Kedua, ada Vivie yang saban hari cerpennya terbit di tabloid Gaul, dan juga sering nerbitin novel dan sering nyebut namaku diucapan terimakasihnya padahal aku tidak pula banyak memberikan kontribusi pada karyanya, tapi cukup membuatku termotivasi untuk memberikan ucapan balik untuknya. Tapi ini kemudian menjadi moodbooster yang kuat, yang kemudian naskahku dan naskahnya diterima oleh Mas Gari dan terbit di saat yang sama. Akhirnya aku pun bisa memberikan ucapan makasih balik ke Vivie, walaupun banyakan dia sih ngucapinnya, orang tulisan dia yang lebih banyak.

Terus yang ketiga, karena punya grup yang namanya Geng Author. Ini lucu, sebetulnya isinya cuma penulis status galau doang, tapi malah mengukuhkan diri sebagai geng. Salah satu anggotanya ada Dion, dia pernah bilang kalimat ini, "Jangan sampai mundur ya, Tang, apalagi sampe berhenti!" dan kalimat ini malah jadi terkesan menyedihkan waktu sadar ternyata aku sudah mundur kejauhan dan hampir berhenti.

Kenapa hampir?

Karena tidak ada karya sama sekali yang kubuat. Blas. Tidak ada cerpen, tidak ada novel, tidak ada skenario, tidak ada. Status galau pun sudah tidak pernah lagi. Bahkan blog ini, yang kubuat sekitar 2013 yang lalu pun malah jadi salah satu blog yang paling jarang kubuatkan postingan. 

Kenapa ya? 

Ini yang belum kucari tahu. 

Tapi mungkin gini, blog ini adalah blog yang kubuat asal. Isinya juga asal. Bukan sebuah blog profesional yang isinya adalah karya atau portofolioku. Isinya beneran random, dari dulu, sampai sekarang. Jadi kalau sekarang mau ngasih postingan pun, jadinya bingung mau nulis apaan. 

Balik ke buku dulu lagi, mumpung masih ingat. 

2014 itu seharusnya aku lebih giat ngerjain skripsi, dan harus wisuda di tahun itu. Terus terang ya, aku tergolong murid yang biasa aja, tapi ya tidak yang terlalu goblok juga. Rata-rata aja lah. Tapi, pada waktu itu ujian proposal skripsi aku termasuk yang paling cepat ikut. Cuman pas skripsinya aja yang molor. Selain mentalku yang belum siap, mood apa lagi, aku juga tidak bisa menduakan garapan naskah komedi yang sedang kutulis.

Tapi mungkin emang bukanlah hal yang kebetulan, kurasa memang ada andil Tuhan juga yang menginginkan ini. Naskah novelku selesai lebih awal dibanding skripsi, jadinya wisudaku pun molor tahun berikutnya, sampai semester 10, parah sih. 

Aku tidak menyesali apapun, tidak apa-apa, setidaknya setelah itu aku berhasil mengumpulkan pembuktian bahwa aku juga bisa menulis, kan? Terbukti setelahnya aku masuk timnya Kak Ceko untuk nulis Bro n Bray, Kun Anta, Tuyul dan Mbakyul Reborn, Suara Hati Istri, Pintu Berkah, Azib, Jodoh Wasiat Bapak, loh lumayan banyak juga judul yang aku pernah ikut nulis di dalamnya. 

Cuman ya balik lagi di awal, itu semua tinggal cerita yang sudah lewat. Dan setelah kusadari, aku belum pernah menceritakan semua ini kepada siapapun. Orangtua, keluargaku, pun istriku juga kayaknya tidak pernah kuceritakan sampai sedetil itu apa saja yang pernah kulakukan di waktu muda. 

Kadang muncul pikiran, apa aku nulis lagi aja ya? Tapi mau nulis apa? Pernah nyoba buat akun untuk nulis karya di KBM, jalan satu atau dua bab, mau lanjut lagi kok kayaknya tulisannya aneh, jadi  deh berhenti lagi.

Soalnya di usia segini tuh bingung apa yang mau ditulis. Mau nulis tinlit kayaknya gaya bahasaku juga sudah tidak cocok. Tapi mau nulis yang serius pun kurang cocok, bahasaku tidak ada ilmiah-ilmiahnya. Lah terus mau nulis apaan? Cerita rumah tangga? Usia pernikahanku juga masih berapa tahun sih. 

Ya emang bisa riset dulu. Orang yang lain juga bisa nulis meski tidak sedang mengalaminya, juga masih ada kok yang bisa nulis tinlit walaupun usia sudah mendekati 40 tahun. Kadang pikiran itu juga muncul pas lagi waras. Tapi pas dicoba mau nulis ya gagal, berasa salah semua aja yang ditulis. Mau remedial pun juga hasilnya sama, gitu lagi. Ujungnya, udah lah males aja melanjutkannya.

Sayang sebenarnya ya. Usaha dan semua pembelajaran tentang menulis yang sudah kutabung sejak dulu akhirnya jadi meluap begitu aja. Padahal kan sebenarnya aku bisa aja menulis dari sudut pandang yang dekat denganku saat ini. 

Aku seorang ayah muda, aku bisa membuat cerita betapa serunya tertawa bareng anak dan bercanda setelah berhasil mengajaknya keluar dari tantrum. Padahal itu kan banyak juga cerita manisnya. Harusnya bisa kok dijadikan cerita. Tapi ya ternyata bisa dijadikan cerita tidak menjamin semuanya menjadi cerita beneran.

Belum lagi, saban hari aku kan harus melayani masyarakat, ya walaupun bocil-bocil di SD, mereka kan manusia juga yang jadi bagian dari masyarakat walaupun mereka masih kecil. Banyak banget loh cerita tentang pelayanan pada masyarakat ini. Terus kenapa malah tidak kujadikan cerita aja ya? Padahal bisa kan kutulis juga kayak bukunya Edotz.

Yaudahlah, capek. Ini juga masuknya jadi postingan apa, malah kagak jelas. 

Balik lagi ke dulu nulis buku yang tadi, sekarang nulis apaan? Ya tetep nulis blog, meski bukan di sini, ada beberapa blog lain yang kukelola. Klik aja profilku, nanti muncul nama blognya apa aja. Ternyata mengelola blog itu seru juga, kadang tiba-tiba ada tawaran untuk nerbitin artikel orang, akunya dapet duit. 

Coba kalau dari dulu gitu ya, misal punya 20 blog yang datang tawaran semua gitu kan, lumayan juga. 

Selain nulis blog, per bulan kemaren gegara libur sekolah jadi libur juga untuk melayani masyarakat kecil, aku baca lowongan nulis artikel berita online gitu. Kocak juga ini, biasanya nulis random, tiba-tiba terjun jadi penulis berita, untungnya mudah sih membahas gadget doang, seru banget itu. 

Tapi tiba-tiba bosnya nyuruh ganti dari nulis tentang  gadget, jadi otomotif, lah sini kurang paham mesin malah disuruh nulis tentang kendaraan. Untung semuanya sekarang ada di internet, dan untung ada AI, terbantu lah, paling cuma ngedit dikit. Padahal ngedit tulisan hasil AI dengan nulis sendiri itu malah lebih repot ngedit sih. Nah sekarang tiba-tiba lagi bosnya nyuruh nulis tentang bola. Kocak banget yang paling kocak ini. Orang kurang suka bola, malah disuruh nulis tentang itu, mana yang ini kagak bisa nulis pakai AI karena harus nyebutin pemain, pelatih, wasit, main di mana, formasinya bagaimana, yang absen main siapa aja. 

Ini capek sekaligus bikin seneng juga sih. Karena aku akhirnya bisa membaca lagi, dan akhirnya dapat tambahan wawasan lagi. Dan yang paling penting lagi adalah aku bisa ngarang lagi. Apalagi kalau nulis artikel berita sepak bola itu kan harus memberikan prediksi skor pertandingan kan, nah di situ letak ngarang bebasnya. 

Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar

Saya menghargai setiap komentar yang kamu berikan. Maka jangan pernah sungkan untuk meninggalkan komentarmu. Untuk kepentingan bisnis, silakan hubungi saya via email di hadisujatman@gmail.com

Salam!